Selasa, 22 September 2009

Etika Profesi

ETIKA PROFESI


  1. ETIKA

Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yakni ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam pengertian ini, etika berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan hidup yang dianggap baik oleh kalangan masyarakat tertentu. Ada juga yang mengartikan etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya (Bertens : 2004 ).


A. Pengertian-pengertian

1. Etika sebagai Sistem Nilai

Dalam pengertian etika sebagai sistem nilai, etika berkaitan dengan kebiasaan yang baik, tata cara hidup yang baik, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain dan juga baik bagi masyarakat

2. Etika sebagai Filsafat Moral

Etika sebagai filsafat moral sebagai salah satu cabang ilmu filsafat yang mempelajari dan membahas tentang nilai-nilai yang dianut oleh manusia beserta pembenarannya.

Etika sebagai filsafat moral mempunyai pengertian yang lebih luas dari pengertian etika sebagai sistem nilai karena pengertian etika sebagai filsafat moral adalah ilmu yang membahas dan mengkaji persoalan benar atau salah secara moral, tentang bagaimana harus bertindak dalam situasi konkrit. Situasi konkrit adalah situasi dilematis, situasi sulit yang harus kita pilih antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menguntungkan. Di dalam situasi ini kita hanya dapat memilih salah satu nilai saja.


  1. Teori-teori Etika

    1. Etika Deontologi

Istilah Deontologi berasal dari kata Yunani deon”, yang berarti kewajiban, sedangkan logos” berarti pengetahuan. Menurut Etika Deontologi, suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Suatu tindakan baik secara moral, sehingga menjadi kewajiban kita untuk melakukan. Sebaliknya suatu tindakan buruk secara moral, maka menjadi kewajiban kita untuk menghindari atau tidak melakukannya.

2. Etika Teleologi

Teleologi berasal dari kata Yunanitelos”, yang berarti tujuan. Etika Teleologi berbeda dengan Etika Deontologi, karena Etika Teleologi tidak menilai perilaku atas dasar kewajiban, tetapi atas dasar tujuan atau akibat dari suatu tindakan. Jadi Etika Teleologi menilai suatu tindakan baik atau buruk berdasarkan tujuan atau akibat yang baik. Sebaliknya, suatu tindakan dinilai buruk, apabila bertujuan atau berakibat buruk.

Etika Teleologi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu egoisme etis dan utilitarianisme.

  • Egoisme etis menilai bahwa suatu tindakan dianggap baik, apabila bertujuan atau berakibat baik bagi dirinya sendiri

  • utilitarianisme menilai suatu tindakan baik, berdasarkan penilaian apakah perbuatan tersebut membawa akibat yang baik bagi banyak orang..


3. Etika Keutamaan

Berbeda dengan dua teori etika di atas, Etika Keutamaan tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan. Etika Keutamaan juga tidak mengacu kepada norma-norma dan nilai-nilai universal untuk menilai moral. Etika Keutamaan lebih memfokuskan pada pengembangan watak moral pada diri setiap orang.

B. Macam-macam Pembagian Etika

Secara umum etika dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu Etika Umum dan Etika Khusus.

  1. Etika Umum

Etika umum menyajikan suatu pendekatan yg teliti mengenai norma-norma yang berlaku secara umum bagi setiap warga masyarakat. Kita membedakan tiga bagian, yakni norma sopan santun, norma hukum dan norma moral. Norma moral sopan santun dibedakan dari norma moral oleh karena hanya berlaku berdasarkan suatu kebiasaan. Norma-norma sopan santun hanya berdasarkan kesepakatan disebut Konvensi.


2. Etika Khusus

Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Dalam hal ini, norma dan prinsip moral dipandang dalam konteks kekhususan bidang kehidupan manusia yang khusus. Dengan kata lain, etika sebagai refleksi kritis rasional meneropongi dan merefleksi kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada norma dan nilai moral yang ada di satu pihak dan situasi khusus dari bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan oleh setiap orang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat.


Dalam literatur yang lain Keraf membagi etika:

  1. Etika Deskriptif

Etika deskriptif erat hubungannya dengan antropologi, sosiologi dan psikologi. Etika deskriptif mempelajari dan menguraikan moral sesuatu masyarakat, kebudayaan dan bangsa.

  1. Etika Normatif

Secara sistematis berusaha menyajikan serta membenarkan suatu sistem moral.

Tugas etika normatif ada tiga macam

  1. Berusaha menuangkan berbagai norma, peraturan, pernyataan kewajiban dan nilai moral yang membentuk norma-norma sesuatu masyarakat.

  2. berusaha dengan berbagai cara membenarkan prinsip dasar moral. Suatu masyarakat dapat memiliki berbagai norma moral yang konsisiten dan tidak konsisten

  3. Meta etika

Meta etika adalah studi tentang etika normatif. Meta etika mengkaji makna istilah-istilah moral dan logika dari penalaran moral.

  1. MORAL

A. Moral

Moral adalah kata yang cukup dekat dengan etika. Moral berasal dari Bahasa Latin “mos” (jamak: “mores) yang berarti : kebiasaan, adat. Secara etimologi kata “moral” berarti adat kebiasaan. Secara harfiah, istilah moral sama dengan etika yang berarti adat istiadat, kebiasaan yang baik, tata cara hidup yang baik.

B. Moralitas

Moralitas merupakan kesesuaian sikap dan perilaku seseorang dengan norma-norma yang ada, yang terkait dengan baik buruknya suatu perbuatan.

C. Norma/Kaedah dalam Hubungannya dengan Moral

Norma berasal dari bahasa Latin yang berarti penyiku, yaitu alat untuk mengukur sesuatu. Norma dalam bahasa Arab disebut Kaedah, pada hakekatnya merupakan pedoman hidup, penuntun, petunjuk hidup, bagaimana manusia harus bertindak baik dalam kehidupan.




3. ETOS

A. Etos

Pemakaian kata etos yang sering kita dengar seperti etos kerja, etos profesi, dan sebagainya. Etos adalah suatu kata yang telah diterima dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris ethos berarti ciri-ciri atau sikap dari individu, masyarakat, atau budaya terhadap kegiatan tertentu. Apabila ada istilah etos kerja, maka ini dimaksudkan sebagai ciri-ciri atau sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap kerja.


B. Etos Kerja dalam Hubungannya dengan Etika

Etos kerja merupakan sifat dasar seseorang dan sekelompok orang dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Etos kerja bisa kuat atau lemah, positif atau negatif, akan terlihat pada saat seseorang tersebut mengalami hambatan atau tantangan dalam pekerjaannya. Etos kerja seorang individu akan sangat dipengaruhi oleh etos kelompok, yaitu etos orang-orang yang ada disekitarnya..

Etika (kebiasaan, watak) sesungguhnya mengacu pada masing-masing pribadi seseorang yang mempunyai kebiasaan, akhlak atau watak tertentu. Makna etika tersebut hampir sama dengan moral yang juga berarti kebiasaan atau adat (Bertens, 1997:5). Sebagai kata sifat, moral mengandung makna berkenaan dengan perilaku baik dan buruk. Dalam hubungan ini, etika merupakan moral yang dapat menciptakan suasana khas pada bidang kerja seseorang yang dibentuk oleh sifat dan sikap yang menumbuhkan naluri moralitas, nilai-nilai kehidupan yang hakiki dan memberi inspirasi kepada manusia untuk secara bersama-sama menemukan dan menerapkan nilai-nilai kesejahteraan dan kedamaian umat manusia.

4. ETIKET

Ada beberapa perbedaan yang sangat penting antara etika dan etiket. Bertens (2004: 8-11) menyajikan beberapa perbandingan yang diringkas dan dipertegas sebagai berikut :

  • Etiket menunjukkan cara (yang dianggap tepat dan diterima) suatu tindakan yang harus dilakukan manusia dalam suatu kalangan tertentu

  • Etiket hanya berlaku jika ada orang atau pihak lain yang menyaksikan suatu tindakan.

  • Etiket bersifat relatif. Etiket sangat tergantung pada anggapan kalangan atau budaya yang memberlakukan etiket.

Etika Berbusana

  1. Mempergunakan busana yang tidak melanggar aturan, norma, kepatutan dalam lingkungan dimana kita berada. (di kampus jangan mempergunakan pakaian yang terbuka/terlihat aurat atau anggota tubuh yang seharusnya ditutupi).

  2. Bisa mengikuti mode, tapi tetap harus sesuai acara, sesuai waktu, sesuai tempat

  3. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu mencolok atau menarik perhatian orang, terutama di tempat umum

  4. Hindari busana yang membuat anda sulit bergerak/melangkah

  5. Hindari aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi waktu anda bergerak

  6. Hindari aksesoris yang menimbulkan bunyi-bunyi dan yang mudah tersangkut, karena anda akan hilir mudik dipanggung dan belakang panggung serta berdekatan dan bergesekan dengan orang lain.

  7. Hindari sepatu yang tidak nyaman dan bersuara keras waktu melangkah

  8. Pastikan busana anda sudah rapih, jangan membetulkan/ merapihkan sembarangan.

Etika dalam Percakapan

Percakapan merupakan unsur penting dalam hubungan sesama manusia, nilai suatu percakapan akan mempengaruhi suasana dan kelanjutan dari suatu hubungan. Dalam menciptakan suatu percakapan yang menyenangkan diperlukan seni tersendiri dan hal inipun memerlukan etika tersendiri.

Sikap Pokok Yang Harus Dimiliki Pada Saat Berbicara

  1. Mutual Respect (Saling Menghargai)

  2. Speak Up (Berbicara Dengan Terang Dan Jelas)

  3. Careful Listening (Mendengar Dengan Sungguh-Sungguh)

  4. Communication Ability (Kemampuan Berkomunikasi)

  5. Positive Thinking (Berpikir Positif)

Sikap pada waktu bicara hendaknya sopan:

  1. Jangan sambil mengunyah permen karet

  2. Jangan menggaruk-garuk badan atau kepala

  3. Jangan bertolak pinggang atau tangan disaku

  4. Jangan tetap duduk jika seseorang datang mengajak kita berbicara, sedangkan orang itu tetap berdiri (tentu tergantung siapa orangnya).

  5. Tataplah wajah lawan bicara kita

  6. Janganlah berbicara dengan rokok dimulut

  7. Bila sedang duduk dengan sikap yang santai sekali, dan seorang yang lebih tua datang, duduk disebelah kita dan mengajak bicara, hendaknya sikap duduk diperbaiki.

  8. Jangan terus menerus bicara sehingga tidak memberi kesempatan pada orang lain.

Apabila berbicara dengan orang lain, yang harus diperhatikan ialah:

  1. Volume suara, keras atau lembut disesuaikan dengan situasi

  2. Kecepatan berbicara

  3. Tinggi rendahnya nada suara, jangan cempreng atau melengking

  4. Nada suara hendaknya mengandung keramahan

  5. Pilihlah kata yang sopan

Dalam melakukan pembicaraan (conversation):

  1. Jika baru berkenalan jangan membicarakan agama, politik atau hal-hal yang sifatnya sangat pribadi.

  2. Jangan memonopoli pembicaraan

  3. Bila ingin mengundurkan diri, carilah alasan yang dapat diterima

  4. Jangan terlalu memperhatikan apa yang dikenakan oleh lawan bicara kita

  5. Ucapkanlah kata-kata dengan jelas dan terang, bila kita kurang menangkap apa yang dikatakan oleh lawan bicara kita jangan menggunakan hata “ha” atau “apa” melainkan gunakan maaf…..bisa diulang atau dibantu.

Cara dan gaya bahasa berbicara dengan baik antara lain:

  1. Berbicara cukup perlahan

  2. Tidak terlalu keras dan tidak terlalu lemah

  3. Berbicara bersemangat

  4. Berbicara ada tekanan tertentu

Seseorang menjadi pendengar yang efektif:

  1. Berhentilah bicara karena seseorang tidak akan dapat mendengarkan dengan baik pada waktu ia bicara

  2. Timbulnya suasana yang memungkinkan orang yang berbicara melakukannya dalam suasana bebas tanpa diliputi oleh rasa takut.

  3. Tunjukkan kepada orang yang sedang bicara bahwa anda ingin mendengarkan hal-hal yang ingin disampaikannya.

  4. Tumbuhnya rasa empati

  5. Bersikap sabar-jangan melakukan interupsi dalam bentuk apapun

  6. Pendengar hendaknya jangan emosional

  7. Pendengar sebaiknya mengajukan pertanyaan, misalnya untuk kejelasan yang sekaligus berarti ia adalaah seorang pendnegar yang betul-betul menaruh minat pada hal yang sedang dibicarakan

5. ETIKA KERJA/PROFESI

Definisi profesi berdasarkan buku misalnya sebagai berikut: profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.

Secara umum ada 5 ciri yang disetujui oleh banyak penulis sebagai ciri sebuah profesi. Adapun ciri itu ialah:

  1. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan intensif sebelum memasuki sebuah profesi.

  2. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan.

Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat. Adapun ketiga ciri tambahan tersebut ialah:

  1. Adanya proses lisensi atau sertifikat. Ciri ini lazim pada banyak profesi namun tidak selalu perlu untuk status profesional. Dokter diwajibkan memiliki sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek. Namun pemberian lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan sebuah pekerjaan menjadi profesi.

  2. Adanya organisasi. Hampir semua profesi memiliki organisasi yang mengklaim mewakili anggotanya.

Dengan demikian sebenarnya kode etik tidak merupakan syarat mutlak keberadaan sebuah profesi. Namun demikian karena kode etik disusun oleh organisasi profesi maka keberadaan kode etik dapat dikaitkan dengan keberadaan organisasi dan organisasi ini merupakan syarat tambahan, berbeda dengan syarat mutlak yang dicantumkan dalam ketiga butir persyaratan sebuah profesi.


6. PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI

  1. Tanggung Jawab

  • Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya

  • Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya

  • Agar setiap profesi bertanggung jawab atas dampak dari tugas terhadap perusahaan teman, buruh dan keluarga

  1. Keadilan, prinsip ini menuntut untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.

  2. Otonomi, prinsip ini menuntut setiap kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.










Read More......

Rabu, 16 September 2009

Psikologi Komunikasi

Pokok Bahasan
  1. Pengantar / pendahuluan
  2. Pengertian
  3. Manfaat dan tujuan mempelajari psikologi komunikasi
  4. Beberapa teori psikologi dan ciri pendekatannya
  5. Karaker tipe perilaku komunikasi
  6. Bentuk komunikasi
  7. Proses penyampaian pesan
  8. Psikologi pesan
  9. Pembentukan persepsi
  10. Pengaruh komunikasi
  11. Feedback

RUANG LINGKUP
Apa saja yang dipelajari dalam psikologi komunikasi?
  1. Mempelajari tentang karakteristik psikologis tipe-tipe pelaku komunikasi
  2. Mempelajari karakter bentuk-bentuk komunikasi
  3. Mempelajari proses penyampaian pesan
  4. Mempelajari tentang psikologi pesan
  5. Mempelajari proses pembentukan persepsi
  6. Mempelajari tentang pengaruh komunikasi
  7. Mempelajari tentang feedback (umpan balik) komunikasi

PENGERTIAN
Apakah Psikologi itu? Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

Beberapa pengertian psikologi komunikasi:
  • Adalah ilmu yang mempelajari komunikasi yang dilihat dari aspek psikologi.
  • Adalah ilmu yang berusaha mendeskripsikan, memprediksikan, dan mengontrol mental dan perilaku, baik komunikasi yang dilakukan melalui komunikasi antar personal, komunikasi kelompok, maupun komunikasi massa.
  • Adalah ilmu yang meneliti kesadaran dan pengalaman manusia.

Komunikasi personal (personal communication)
Adalah komunikasi yang terjadi antar personal. Karakter komunikasi antar personal; tidak formal, intim, feedback dan respons bisa diketahui secara langsung pada saat komunikasi tersebut berlangsung. Komunikasi dapat berlangsung dua arah (two way traffic communication)

Komunikasi kelompok
Komuniksi yang terjadi dalam sebuah kelompok. Komunikasi dapat berlangsung dua arah (two way traffic communication). Karakter feedback dan respons bisa diketahui secara langsung pada saat komunikasi tersebut berlangsung, dapat formal maupun non formal.

Komunikasi massa
Massa tidak saling kenal, jumlah massa besar (tidak dapat dihitung), tersebar di sejumlah tempat, biasanya bermedia (melalui perantara, misalnya televisi, radio, filem, suratkabar, majalah, inernet), pesan diterima secara serentak, respond dan feedback cenderung tidak dapat diketahui secara langsung (bersifat tertunda), komunikatornya bersifat melembaga (pesan tidak dihasilkan oleh satu orang/komunikator saja, melainkan membutuhkan keterlibatan banyak orang).

MANFAAT DAN TUJUAN MEMPELAJARI PSIKOLOGI KOMUNIKASI
Untuk apa mempelajari psikologi komunikasi?
  1. Agar penyampaian komunikasi dapat lebih efektif
  2. Menciptakan pengertian dalam berkomunikasi
  3. Kesenangan à komunikasi fatis (untuk menimbulkan kesenangan)
  4. Mempengaruhi sikap secara lebih mudah
  5. Menciptakan / membangun hubungan social yang baik
  6. Mendapatkan / memperoleh tindakan à melahirkan tindakan yang dikehendaki
  7. Untuk penyembuhan (komunikasi teraputik) à kedokteran, psikologi, dll.

Pesan yang efektif berarti:
  1. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dipersepsi secara sama oleh komunikator itu sendiri.
  2. Pesan yang disampaikan tersebut dipersepsi secara sama oleh komunikan sebagaimana yang dipersepsi oleh komunikator.

Mutual understanding :
  1. Frame of reference
  2. Field of experience

BEBERAPA TEORI PSIKOLOGI DAN CIRI PENDEKATANNYA
Empat teori psikologi:
  1. Psikoanalisis. Perilaku manusia merupakan hasil interaksi 3 sub system, yaitu id, ego dan superego. Id àdalah bagian kepribadian yang mendorong keinginan biologis manusia. (libido = instink reproduktif yang konstruktif; thanatos = instink yang destruktif). Ego àdalah menjembatani id dengan realitas dunia luar, mediator hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistic. Superego àdalah polisi kepribadian
  2. Behaviorisme. Reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasar laporan subyektif) dan psikoanalsis. Behaviorisme hanya menganalisis dari perilaku yang nampak, dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Sering sisebut pula dengan teori belajar. Contoh -> eksperimen albert dan tikus
  3. Psikologi kognitif. Manusia dipandang sebagai mahluk yang selalu berfikir, punya akal. Akal-lah yang mengendalikan jiwa.
  4. Psikologi humansitik. Manusia sebagai mahluk yang manusiawi. Manusia dilihat sebagai mahluk yang memiliki keinginan/motiv, perasaan, dan sisi-sisi kemanusiaan lainnya.

Komunikasi banyak dibesarkan oleh studi tentang psikologi, tapi bukan berarti komunikasi adalah sub disiplin psikologi. Beberapa ahli komunikasi yang datang dari disiplin ilmu psikologi, antara lain Kurt Lewin, Paul Lazarsfield, dan Carl Hofland.

Ciri pendekatan psikologi komunikasi:
  • penerimaan stimuli secara indrawi (sensory reception of stimuli)
  • proses yang mengantarai stimuli dan respon (internal mediation of stimuli)
  • prediksi respon (prediction or response)
  • peneguhan respon (reinforcement of responses)

Pesan dibagi dalam dua kategori, yaitu pesan verbal, dan non verbal. Verbal yang disampaikan lisan dan tulisan.

KARAKTER TIPE PELAKU KOMUNIKASI
Dalam komnikasi, ada dua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator adalah pihak penyampai pesan / penyandi / pengirim pesan. Komunikan adalah pihak penerima pesan / pengurai pesan. Tiap pihak tersebut memiliki perilaku yang khas.

Ada 3 karakter yang didasarkan pada perilaku dalam berkomunikasi, yaitu karakter anak-anak; karakter dewasa; karakter orang tua.

Karakter anak-anak memiliki sifat egois, selalu ingin menang sendiri, keinginanya selalu ingin segera dipenuhi, tidak memperdulikan orang lain, suka memerintah, tidak suka dikritik, dan suka diperhatikan.

Karakter dewasa memiliki sifat tidak egois, mau memperhatikan orang lain, mampu menahan diri, mau menerima kritik, mau mendengarkan pendapat orang lain, tidak menggurui.

Karakter orang tua memiliki sifat egois, suka memerintah, tidak suka digurui namun suka menggurui, tidak suka dikritik.

Tiap manusia pelaku komunikasi memiliki ketiga perilaku tersebut dalam kesehariannya. Selain memiliki juga bisa menjalankan tiga karakter seperti itu. Hanya saja, tiap orang memiliki kecenderungan yang lebih besar pada hanya satu karakter saja.

Perilaku dewasa merupakan perilaku yang terbaik dalam kegiatan komunikasi. Pada tipe perilaku dewasa ini, mutual understanding antara komuikator dan komunikan dapat lebih mudah dibentuk.

Dari aspek kepribadian, karekater pelaku komunikasi dapat dibagi dalam 2 sifat, yaitu: ekstrofert dan introfert. Ekstovert adalah tipe orang yang mudah terbuka, gampang menerima perubahan, gampang percaya dengan orang lain. Introvert adalah tipe kebalikan dari ekstrovert, yaitu tertutup, tidak mudah percaya dengan orang lain, silit berubah.

Berdasar gaya hidup, karakteristik perilaku para pelaku komunikasi dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu cosmopolitan dan bukan cosmopolitan. Cosmopolitan adalah gaya hidup dengan karakter seperti orang kota pada umumnya, sementara bukan cosmopolitan adalah karakter masyarakat desa.

BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
Bentuk komunikasi:
  1. Komunikasi antar persona / komunkasi antar pribadi / komunikasi antar personal. Bentuk komunikasinya yaitu berlangsung antara 2 orang. Umumnya bersifat personal, feedback dapat terjadi secara segera, komunikasinya dapat berlangsung satu maupun dua arah.
  2. Komunikasi intrapesona / intra personal. Memiliki sifat hanya melibatkan satu orang; satu pihak tersebut berpersan sebagai komunikator maupun komunikan.
  3. Komunikasi kelompok / komunikasi lebih dari 2 orang. Memiliki sifat melibatkan lebih dari 2 orang; pola komunikasi yang terjadi bersifat multi arah. Dapat bersifat personal maupun formal; feedback dapat terjadi secara langsung; dan komunikasinya umumnya berlangsung satu arah.
  4. Komnikasi massa / komunikasi yang melibatkan massa, bersifat antara lain; pesan disampaikan ke massa; komunikator bisa bersifat individual maupun kelompok (organisasi); umumnya menggunakan media massa; jumlah komunikannya banyak, antar satu dengan yang lain tidak saling kenal; umumnya komunikan tidak berinteraksi dengan yang lain; komunikan menerima pesan secara serentak; umumnya umpan balik bersifat tertunda.

Disebut massa artinya: banyak orang, dimana antara satu dengan yang lain tidak saling mengenal. Umpan balik yang bersifat tertunda artinya, biasanya umpan balik/feedback tidak dapat disampaikan secara segera atau bersamaan dengan penyampaian pesan dilakkan. Namun, dewasa ini aspek umpan balik yang dapat ditimbulkan oleh media massa dapat bersifat langsung.

PROSES PENYAMPAIAN PESAN
Berdasarkan ada atau tidak ada media yang digunakan, pesan disampaikan dapat disampaikan secara langsung (tidak menggunakan media) maupun melalui media (alat). Contoh komunikasi yang langsung, yaitu komunikasi antar personal, sementara komunikasi yang bermedia misalnya penyampaian pesan melalui media surat kabar, televisi, majalah, internet, film, media luar ruang, handphone dan berbagai media komunikasi lainnya.

Berdasarkan sifatnya, penyampaian pesan juga dapat berjalan searah (one way traffic communication) dan dua arah (two way traffic communications). Disebut searah kalau pesan hanya disampaikan dari satu pihak saja, yaitu dari komunikator, sementara komunikan hanya sebagai pihak yang pasif, tidak memberikan feedback. Disebut dua arah adalah proses komunikasi yang berjalan timbal balik antara komunikator dan komunikan. Artinya, pesan disampaikan tidak saja dari komunikator, namun komunikan juga ikut memberikan respon atas pesan yang disampaikan oleh komunikator.

PSIKOLOGI PESAN
Pesan adalah apa-apa yang dikomunikasikan kepada orang lain yang mengandung maksud tertentu. Pesan komunikasi dapat berupa pesan verbal maupun non verbal. Pesan verbal adalah pesan yang tertulis maupun yang disampaikan melalui lisan. Di luar itu, disebut dengan pesan non verbal. Pesan non verbal dapat berupa:
1.Pesan non verbal visual
a. Proksemik (kedekatan jarak; jarak sosial, personal, dan jarak intim)
b. Artifaktual (apa yang melekat/dipakai)
c. Kinestik (gerak)
2.Pesan non verbal non visual
a. Odoristik (bau-bauan)
3.Pesan non verbal auditiv
a. Paralinguistik (tekanan dan irama kata)

Dalam komunikasi, pesan non verbal sangat penting untuk diperhatikan. Bahkan menurut Ogilvy and Mather, pesan non verbal memiliki keefektifitasan komunikasi lebih dari 90 persen. Oleh karena itu, dalam komunkasi yang diperhatikan bukan hanya pesan verbal saja, melainkan pesan non verbal juga perlu sangat diperhatikan.

Fungsi pesan non verbal:
  1. Menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
  2. Perasaan dan emosi dapat disampaikan lebih cermat dibanding pesan verbal.
  3. Menyampaikan makna dan maksud yang relative bebas dari penipuan, distorsi (pengurangan arti), dan kerancuan.
  4. Sebagai metakomunikasi yang sangat diperlukan dalam mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi.
  5. Merupakan cara komunkasi yang lebih efiseien dibanding pesan verbal.
  6. Merupakan sugesti yang lebih tepat.
  7. Fungsi repetisi. Yaitu mengulang atau penegasan dari pesan verbal.
  8. Funsgsi subsitusi. Yaitu menggantikan pesan verbal. Misal, kita cukup mengawai dengan tangan sebagai pengganti upaya kita untuk memanggil nama seseorang untuk mendekat.
  9. Fungsi kontradiksi. Yaitu menggantikan pesan verbal namun yang dapat diartikan sebaliknya. Misalnya, kita mengucapkan “silahkan” kepada seseorang yang meminta sesuatu kepada kita, namun bila pesan non verbal yang ditampilkan oleh diri kta menunjukkan ketidak iklasan, maka pesan non verbal tersebut diartikan memiliki fungsi kontradiktif.
  10. Fungsi komplemen. Yaitu melengkapi penyampaian pesan verbal yang dilakukan.
  11. Fungsi aksentuasi. Yaitu sebagai variasi atau gaya saja dalam komunikasi yang dilakukan.

Dialek à bahasa khas komunitas budaya
Idialek Lfieldà `ahasa khas individu

Masalah dalam bahasa non varbal
  • li720Setiap budaya memiliki kecenderungan bahasa non vepbal yang (bisa) berbeda
  • Tergantung pada sensivitas pelaku komunikasi

PEMBENTUKAN PERSEPSI
Persepsi :Adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Tahap awal terjadinya persepsi adalah adanya sensasi terlebih dulu. Sensasi adalah Pemberian makna tergantung pada stimuli indrawi (sensori stimuli). Artinya, sebenarnya apapun yang ada dalam alam semesta ini bebas makna. Yang memberikan makna adalah orang-orang yang mempersepsi. Misalnya, warna merah. Sebenarnya warna tersebut tidak berarti apa-apa, tapi ia bisa berarti “sesuatu” tergantung pada orang yang memberikan makna kepadanya. Ia dapat diartikan sebagai berani, darah, marah, bergelora, lambing partai tertentu, dan sebagainya.

Factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi yaitu factor personal dan factor situasional.

Factor personal adalah factor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor situasional adalah factor yang datang dari luar diri seseorang yang terjadi sejalan dengan situasi dan kondisi pada saat berlangsungnya proses pembentukan persepsi. Factor personal meliputi factor biologis, emosi, kesukaan, kebiasaan, kemauan/motiv, kepribadian, tingkat pendidikan, tingkat kecerdasan, system kepercayaan (belief system) dan factor agama.

Menurut Edward G Sampson, factor situasional meliputi:
  1. Aspek obyektif dari lingkungan
  2. Lingkungan psikososial seperti yang dipersepsi oleh kita
  3. Stimuli yang mendorong dan mempengarui perilaku

Aspek obyektif dari lingkungan meliputi factor ekologis (lingkungan); desain dan arsitektural, temporal, analisis suasana perilaku, teknologis, dan factor social. Factor social meliputi struktur organisasi, system peranan, struktur kelompok, dan karakteristik populasi.

Pesan yang diberikan oleh komunikator dapat membentuk, mempengaruhi dan merubah citra. Pembentukan citra merupakan peristiwa mental karena ia terjadi dalam benak atau pikiran manusia.

Ada 2 macam memori dalam diri manusia, yaitu short term memory dan long term memory. Short term memory adalah kemampuan mengingat manusia yang hanya dalam jangkan pendek. Sementara long term memory adalah kemampuan mengingat dalam jangka panjang (lebih lama). Kemampuan mengingat seseorang dipengaruhi oleh seberapa dalam kesan yang ditangkap orang tersebut atas stimuli yang ditangkapnya serta seberapa sering stimuli itu datang kepadanya. Kalau stimuli tersebut berkesan positif dan negative secara ekstrim dan datang terus menerus, biasanya akan mampu menorehkan kesan yang lama (tersimpan dalam long term memory).

PENGARUH KOMUNIKASI

Pengaruh komunikasi dapat bersifat segera maupun tertunda. Pengaruh segera adalah pengaruh yang langsung muncul begitu pesan komunikasi diberikan. Sementara pengaruh yang besifat tertunda adalah pengaruh komunikasi yang muncul tidak berbarengan dengan penyampaian pesan, melainkan ada jeda waktu antara munculnya pengaruh komunikasi dengan penyampaian pesan.

Pengaruh komunikasi dapat berbentuk pengaruh kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Pengaruh kognitif misalnya bertambahnya pengetahuan. Pengaruh afektif misalnya berbentuk perasaan baik perasaan suka maupun tidak suka. Sementara pengaruh psikomotorik adalah pengaruh yang berwujud perilaku.

Pengaruh komunikasi terjadi karena adanya stimuli yang diberikan oleh komunikator. Stimulus / rangsangan / stimuli adalah macam perubahan apa saja yang baik bersifat mekanis (gerak), psikis, maupaun kimiawi yang mengenai alat indra. Biasanya, tiap respon didahului dengan stimuli terlebih dahulu. Respon artinya tanggapan. Respon terjadi karena stimuli tersebut ditangkap oleh indera manusia.

Indera manusia adalah reseptor yaitu bagian tertentu dari badan manusia yang memiliki kepekaan terhadap stimulus tertentu yang ada di sekitarnya.



Indra manusia terdiri atas:
  1. Indera penglihatan à menangkap stimuli visual
  2. Indera pendengar à mampu menangkap sinyal gelombang / frekuesnsi 25 – 20.000 getaran per detik.
  3. Indera pegecap dan pembau
  4. Indera perasa à ada di kulit
  5. Indera keseimbangan
  6. Indera koordinasi otot à kesadaran terhadap gerakan tubuh
  7. Indera Visceral à indera yang mampu merasakan berberbagai hal pada tubuh, misalnya rasa sakit. Indera ini terletak di dalam tubuh

Umumnya stimuli yang terjadi secara terus menerus dan sama maka tidak akan dianggap sebagai stimuli. Akibatnya, stimuli itu tidak diprhatikan atau tidak dianggap sebagai stimuli. Dampaknya, iklan yang dipasang tidak ada perubahan dan disampaikan secara terus menerus, akan berkurang keefektifitasannya. Oleh karena itu, agar efektifitasnya jadi lebih baik kembali, maka sebaiknya pesan harus diubah, misalnya bentuk, warna, ukurannya, gerak, odoristik (bau-bauannya).

Efek kemunikasi massa merupakan salah satu bentuk pengaruh komunikasi.

Ada beberapa teori tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa. Mereka itu ialah sebagai belikut:
1.The bullet theory/teori peluru (the hypodermic theory/jarum suntik)
Teori ini dipicu dari kasus pengaruh siaran radio berupa penyiaran drama berjudul The Invasion of Mars pada tanggal 30 Oktober 1938 yang ditulis oleh Orson-Welles. Drama radio ini dikemas secara menarik dan seperti sebuah kejadian yang sesungguhnya yang berceritera tentang penyerbuan mahluk dari planet Mars. Akibatnya, penduduk panic dan terjadi kekacauan massa karena mereka beramai-ramai menyelamatkan diri. Peristiwa ini menarik perhatian peneliti komunikasi dan menguatkan teori keperkasaan media, dimana media dianggap memiliki pengaruh yang sangat kuat. Begitu pesan disampaikan melalui media massa, begitu pla pengaruh dipastikan akan muncul. Teori ini sering pula dikategorikan sebegai teori Stimulus Respon Theory (SR Theory). Teori ini menganggap khalayak sebagai pihak yang pasif.

2.Nol Theory
Teori ini justru menganggap bahwa media tidak memiliki pengaruh terhadap khalayak, alias nol atau tidak ada. Pelopor teori ini Elizabeth Noelle – Neumann (1973). Teori ini dikuatkan dengan beberapa penelitian, misalnya Carl I Hovland yang menyelidiki tentang pengaruh filem terhadap tentara yang dimaksudkan untuk menghilangkan prasangka social. Setelah filem tersebut ditayangkan di hadapan tentara, ternyata tidak ada pengaruh yang berarti dari para tentara tersebut. Ada juga peneitian dari Paul Lazarfiled tentang pengaruh media terhadap pemilih dalam pemilu. Sekalipun di media massa banyak disampaikan tentang kampanye, namun pemilih cenderung tidak terpengaruh dalam menentukan sikap plitiknya. Khalayak dianggap sebagai pihak yang aktif.

3. Teori Kognitiv Disonance
Adalah teori yang menyatakan bahwa manusia cenderung menghindari rasa tidak senang dan ketidakpastian, sehingga cenderung menghindari informasi yang tidak sesuai dengan sikap dan keyakinannya. Misalnya, anda tidak mau menonton televisi saat di televisi di tanyangkan seorang tokoh politik yang sejak awal anda tidak sukai.

4.Uses and Gratifications
Pendekatan teori ini diyatakan pertama kali oleh Elihu Katz (1959). Teori ini berusaha sebagai reaksi terhadap Bernard Berelson yang berpendapat bahwa apa yang orang perbuat terhadap media. Artinya, khalayak menggunakan media sebagai penyaluran dari perasaan dan keinginan yang dimiliki. Misalnya, melihat acara tinju, sebenarnya adalah bentuk penyaluran dari hasrat manusia untuk berkelahi. Dengan kata lain, media massa dapat meajdi katarsis atau penyaluran dari manusia atas keinginan dan perasaan tertentu yang dimilikinya.

5. Theory of Cognitive dissonance
Teori ini dapat dijelaskan bahwa manusia pada hakekatnya menghindari segala sesuatu yang tidak disukai atau tidak dikehendakinya. Termasuk, menghindari pesan media massa yang tidak disukainya. Contoh, kita umumnya akan menghindari pesan dari media massa yang tidak kita sukai. Missal, kalau kita tidak suka dengan partai tertentu, kita akan tidak mau melihat, mendengar dan membaca berita tentang partai politik tersebut.

6.Agenda Setting
Teori ini dapat dijelaskan bahwa isi media merupakan agenda tertentu. Apa yang termuat dalam media merupakan agenda yang ditentukan oleh pengelola media massa. Media menentukan apa yang menjadi wacana dalam masyarakat. Agenda media belum tentu sama dengan agenda yang diinginkan oleh masyarakat. Agenda yang menjadi pembicaraan riil di masyarakat disebut dengan agenda public atau agenda masyarakat. Bicara tentang agenda media, sering kita akan bicara tenang realitas. Realitas dibagi dalam dua macam, yaitu realitas media dan realitas empiric. Realitas media adalah realitas yang ada dan dibentuk oleh media. Sementara realitas empiric adalah realitas yang ada atau terjadi secara sesungguhnya di masyarakat. Realitas media adalah realitas yang sudah diseleksi oleh pengelola media (sering disebut dengan realitas tangan kedua / second hand reality).
  • Individu
  • Organisasi
  • Rutin
  • Ektra media
  • Idologi

7. Teori perpanjangan indera manusia
Teori ini memendang bahwa keharidan media massa secara fisik punya pengaruh terhadap masyarakat. Karena kehadiran media massa, maka jadwal hidup, kebiasaan, perilaku manusia berubah.

8. Reflektive – projective theory
Bahwa media massa dianggap sebagai cerminan dari masyarakat yang mencerminkan citra ambigu (yang menimbulkan tafsiran bermacam-macam) sehingga pada setiap media massa orang mencerminkan atau melihat citranya. Media massa mencerminkan citra khalayak, dan khalayak mencitrakan kembali citra tersebut pada media massa. Penjelasan kongkritnya, media cenderung menyampaikan pesan yang diinginkan atau sebagai refleksi dari keinginan masyarakat.

Berbicara tentang pengaruh, maka kita tidak dapat melepasakan diri dari membicarakan tentang kredibilitas komunikator. Sebab, pengaruh umumnya akan dikaitkan dengan kredibilitas yaitu sesuatu yang membuat dipercaya oleh khalayak. Kredibilitas dapat terjadi karena keahlian, performa (tampilan/kredibilias unjuk), dan kekuasaan.

Bicara tentang pengaruh, kita juga tidak dapat lepas membicarakan tentang kesamaan dan ketidaksamaan. Kesamaan atau homofili adalah apabila antara komunikator dan komunikan teradap kesamaan. Kesamaan tersebut dapat kesamaan bahasa, kerangka pikir, kesukaan, asal suku, pengetahuan, pendidikan, agama, dan sebagainya. Kesamaan dapat memberikan dorongan kepada khalayak untuk mengikuti pesan yang disampaikan oleh komunikator. Kebalikan dari homofili adalah heterofili, yaitu ketidaksamaan antara komunikator dan komunikan. Apabila terdapat heterofili, maka kuat diprediksi komunikasi tidak akan tercapai mutual understanding.

Dalam komunikasi, kita perlu membangun homovili, agar tercipta mutual understanding secara lebih mudah. Manfaat homovili:
  1. Kesamaan akan mempermudah proses pengalihsandian (decoding/penerjemahan) pesan yang disampaikan dalam proses komunkasi.
  2. Kesamaan membantu membangun premis yang sama, dan membantu mempermudah proses deduktif.
  3. Kesamaan menyebabkan komunkan tertarik pada komunkator.
  4. Kesamaan menumbuhkan rasa hormat dan percaya pada komunikator.

FEEDBACK (UMPAN BALIK) KOMUNIKASI
Umpan balik adalah respon yang diberikan oleh komunikan atas penyampaian pesan yang diberikan oleh komunkator. Respon tersebut dapat bersifat segera maupun tertunda. Respon segera adalah respon yang terjadi segera atau bersamaan dengan penyampaian pesan yang diberikan oleh komunikator. Sementara respon tertunda adalah respon yang diberikan oleh komunkan namun terjadi tidak langsung bersamaan dengan penyampaian pesan, melainkan terdapat jeda antara penyampaian pesan dengan respon yang muncul. Umumnya, respon segera banyak terjadi dalam komunikasi antar persona maupun komunikasi kelompok. Sementara respon tertunda banyak terjadi dalam komunikasi yang menggunakan media (massa).

Read More......

Minggu, 13 September 2009

SEKILAS TENTANG PUBLIC RELATIONS

Apa itu Public Relations?

Banyak sekali definisi PR yang ada. Di bawah ini adalah beberapa definisi PR, antara lain:

  • PR adalah nama yang diberikan untuk proses pengelolaan komunikasi antara satu kelompok dan lain.
  • Seni dan ilmu menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi mereka, para pemimpin organisasi konseling yang direncanakan dan diimplementasikan program aksi yang akan melayani organisasi dan kepentingan publik.
  • PR adalah integrasi menguntungkan sebuah organisasi yang baru dan melanjutkan hubungan dengan stakeholder dengan mengelola semua kontak komunikasi dengan organisasi yang menciptakan dan melindungi reputasi organisasi
  • Yang terbaik, humas tidak hanya menceritakan sebuah cerita organisasi publik, tetapi juga membantu untuk membentuk organisasi dan cara kerjanya. melalui penelitian, umpan balik dan evaluasi komunikasi, PR perlu mengetahui keprihatinan dan harapan dari sebuah perusahaan publik dan menjelaskan mereka kepada manajemen
So... dapat kita simpulkan bahwa PR adalah bagian dari organisasi yang sangat penting. PR berfungi sebagai penjebatan antara perusahaan dan publik serta menciptakan image atau citra perusahaan yang baik di mata publik.


Bagaimana Prospek Kerja PR?

Lulusan PR dapat bekerja di berbagai Lembaga Bisnis, Pemerintahan, Pendidikan, Organisasi Sosial Masyarakat dan Politik sebagai:
  1. Public Relations
  2. Corporate Comunications
  3. Corporate Secretary
  4. Kepala Hubungan Masyarakat
  5. Marketing Comunications, dll.

Adapun Spesialisasi Prospek Kerja PR antara lain:
  1. Press/Media Relations Officer
  2. Investor Relations Officer
  3. Corporate & Goverment Relations Officer
  4. Internal Relations Officer
  5. Customer Relations Officer

Profesi Lain Lulusan PR
  • Event Organizer
  • MC dan Petugas Protokoler
  • Marketing
  • Presenter
  • Guest Relations
  • Speech Write
  • Negosiator/Lobbyst
  • Spokes Person
  • PR Consultant
  • Sekretaris
  • Dll

Read More......
 
Template by Administrator Frelia | Anak SD | Blogger